Tasawuf adalah ajaran untuk mengenal dan mendekatkan diri
kepada Allah Swt. Sehingga memperoleh hubungan langsung secara sadar dengan-Nya
.Dari segi _inguistic tasawuf adalah sikap mentalyang selalu memelihara kesucian diri, beribadah, hidup sederhana, rela berkorban untuk kebaikan, dan selalu bersikap bijaksana. Sikap yang demikian itu pada hakikatnya adalah akhlak mulia yang mampu membentuk seseorang ke tingkat yang mulia.
Dengan kata lain, tasawuf adalah bidang kegiatan yang berhubungan dengan pembinaan mental Ruhaniah agar selalu dekat dengan Tuhan. Inilah esensi atau hakikat tasawuf yang menjadikan mental ruhani untuk dapat mendekatkan diri dengan Allah Swt. Seseorang yang dekat dengan Allah Swt., ia adalah sang kekasih. Kekasihakan lebih dilindungi, diridai, dan dikabulkan segala yang diminta oleh kekasih-Nya.
Pengertian Maqamat Ahwal
Untuk mencapai tujuan tasawuf, seorang mubtadi harus menempuh jalan yang panjang dan berat, melakukan berbagai macam usaha dan amal baik yang bersifat amal zhahir maupun amal bathin. Walaupun pengetahuan dalam dunia tasawuf itu pada dasarnya bersifat repetitive, tetapi ia dapat dipelajari melalui tahap-tahap tertentu atau yang biasa disebut dengan istilah maqam.
Pengertian maqam menurut para ahli tasawuf berbeda-beda namun pengertian yang satu dengan yang lainnya saling melengkapi :
Menurut Abu Nasher Abdullah bin Ali al-Sarraj al-Thusi, maqam itu berarti: maqam seorang hamba di hadapan Allah pada saat ia berdiri menghadap kepadaNya, ia melakukan ibadah dengan mujahadah, riyadhah dan melepaskan kegiatan duniawi untuk semata-mata berbakti kepada Allah Azza Wajalla. Hal tersebut sesuai dengan Q.S. Ibrahiim: 14 dan Q.S. Al-Shaffat: 164
Imam al-Qusyairi berkata: “maqam ialah, apa yang terjadi pada hamba Allah dari ketinggian adab sopan santunnya yang dapat membawanya kepada jenis usaha dan jenis tuntutan dari berbagai jenis kewajiban.
Tujuh Macam Kenaikan Rohani
Harun Nasution dalam bukunya Falsafat dan Mistisisme dalam Islam mengatakan: “Buku-buku tasawuf tidak selamanya memberikan angka dan susunan yang sama tentang station-station (maqam-maqam) ini”. Di sini akan diikuti pembagian dan susunan Abu Nasr al-Sarraj al-Thusi dalam bukunya Kitab al-luma’ fi’t Thasawwuf. Dalam buku ini diketengahkan adanya tujuh maqam secara urut yang masing-masingnya umum terdapat dalam kitab-kitab lainnya.
Ketujuh maqam itu adalah :
1. Wira’i
2. Zuhud
3. Tawakkal (al-tawakkul)
4. Ikhlas
5. Taubat
6. Uzlah
7. Qonaah
Nama dan Sifat Hal
Sebagaimana halnya dengan maqam, dalam jumlah dan formasi hal ini juga terdapat perbedaan pendapat di kalangan kaum sufi. Di antara sekian banyak nama dan sifat hal tersebut yang terpenting dan biasa disebut adalah:
1. Khauf
2. Raja’
3. Syauq
4. Uns
5. Yaqin
Kesimpulan
Kajian tentang al-maqamat dalam sufisme bukanlah kajian baru, malah ia merupakan kajian klasikal Islam yang lebih spesifik dalam hal spiritual Islam. Seorang sufi apabila mencapai suatu maqam ia merasakan kenikmatan-kenikmatan dengan dekatnya diri kepada Yang Maha Kuasa.
Dengan kata lain, tasawuf adalah bidang kegiatan yang berhubungan dengan pembinaan mental Ruhaniah agar selalu dekat dengan Tuhan. Inilah esensi atau hakikat tasawuf yang menjadikan mental ruhani untuk dapat mendekatkan diri dengan Allah Swt. Seseorang yang dekat dengan Allah Swt., ia adalah sang kekasih. Kekasihakan lebih dilindungi, diridai, dan dikabulkan segala yang diminta oleh kekasih-Nya.
Pengertian Maqamat Ahwal
Untuk mencapai tujuan tasawuf, seorang mubtadi harus menempuh jalan yang panjang dan berat, melakukan berbagai macam usaha dan amal baik yang bersifat amal zhahir maupun amal bathin. Walaupun pengetahuan dalam dunia tasawuf itu pada dasarnya bersifat repetitive, tetapi ia dapat dipelajari melalui tahap-tahap tertentu atau yang biasa disebut dengan istilah maqam.
Pengertian maqam menurut para ahli tasawuf berbeda-beda namun pengertian yang satu dengan yang lainnya saling melengkapi :
Menurut Abu Nasher Abdullah bin Ali al-Sarraj al-Thusi, maqam itu berarti: maqam seorang hamba di hadapan Allah pada saat ia berdiri menghadap kepadaNya, ia melakukan ibadah dengan mujahadah, riyadhah dan melepaskan kegiatan duniawi untuk semata-mata berbakti kepada Allah Azza Wajalla. Hal tersebut sesuai dengan Q.S. Ibrahiim: 14 dan Q.S. Al-Shaffat: 164
Imam al-Qusyairi berkata: “maqam ialah, apa yang terjadi pada hamba Allah dari ketinggian adab sopan santunnya yang dapat membawanya kepada jenis usaha dan jenis tuntutan dari berbagai jenis kewajiban.
Tujuh Macam Kenaikan Rohani
Harun Nasution dalam bukunya Falsafat dan Mistisisme dalam Islam mengatakan: “Buku-buku tasawuf tidak selamanya memberikan angka dan susunan yang sama tentang station-station (maqam-maqam) ini”. Di sini akan diikuti pembagian dan susunan Abu Nasr al-Sarraj al-Thusi dalam bukunya Kitab al-luma’ fi’t Thasawwuf. Dalam buku ini diketengahkan adanya tujuh maqam secara urut yang masing-masingnya umum terdapat dalam kitab-kitab lainnya.
Ketujuh maqam itu adalah :
1. Wira’i
2. Zuhud
3. Tawakkal (al-tawakkul)
4. Ikhlas
5. Taubat
6. Uzlah
7. Qonaah
Nama dan Sifat Hal
Sebagaimana halnya dengan maqam, dalam jumlah dan formasi hal ini juga terdapat perbedaan pendapat di kalangan kaum sufi. Di antara sekian banyak nama dan sifat hal tersebut yang terpenting dan biasa disebut adalah:
1. Khauf
2. Raja’
3. Syauq
4. Uns
5. Yaqin
Kesimpulan
Kajian tentang al-maqamat dalam sufisme bukanlah kajian baru, malah ia merupakan kajian klasikal Islam yang lebih spesifik dalam hal spiritual Islam. Seorang sufi apabila mencapai suatu maqam ia merasakan kenikmatan-kenikmatan dengan dekatnya diri kepada Yang Maha Kuasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar